Ketika
pagi menyapa
Maka
hati ini akan merintih kesakitan
Luka
yang lama kembali terulang
Semakin
membuat ku menderita
Subuh
menyapa
Hati
ini seakan hancur
Toa
di mesjid menyebut namanya
Mengantarkan
kabar duka
Langit
seakan paham
Mengerti
akan hati ini
Ikut
berduka bersama rintik
Banda
Aceh, 18 Februari 2014
Itu Aku
Sosok yang penyabar itu kau
Sosok
yang tegar itupun kau
Sosok
yang periang itu juga kau
Terkadang
kau marah
Terkadang
kau membentak
Terkadang
kau cerewet
Terkadang
kau gelisah
Terkadang
kau begini
Terkadang
kau begitu
Aku
tahu
Ini
tak mudah
Tapi
kau bisa
Sendiri
kau memikul beban yang berat ini
Hati
ini merintih seakan ingin menjerit
Ingin
aku membisikkan sesuatu padamu
Apa
ibu sanggup?
Apa
ibu tidak lelah?
Apa
ibu jenuh?
Tak
terlihat semua itu
Raut
wajahmu selalu bersinar
Tatapan
matamu mengalahkan bulan
Lekukan
bibirmu menghangatkan
Kau
orang yang hebat dari yang kukenal tentang kehebatan
Kau
orang kedua setelah Tuhan yang sangat ku cintai
Banda
Aceh, 17 Februari 2014
Bunga Tidur
Bukan
pelangi
Bukan
perhiasan
Bukan
permata
Bukan
pula emas atau berlian
Ia
hanya bunga
Bunga?
Kadang
kala indah
menyenangkan
Kadang
kala pahit
menyedihkan
Kadang
menakutkan
Kadang
pun berharap
Adapun
tak ingin
Ia
sang bunga tidur
Banda
Aceh, 19 Februari 2014
Putri Bentara, Mahasiswa PBSI FKIP UNSYIAH dan Bendahara di Teater Gemasastrin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar