yang pergi tak kan datang
bila timbul, timbullah sendiri
bila datang tak kunjung pergi
inilah alam bernyanyi,
menari-nari bersama mentari
meniupkan yang berdiri
merebahkan yang tinggal sendiri."
Giat warga Gemasastrin kian hilang timbul. Kadang kala berdiri, kadang kala tak dapat dicari. Sebuah usaha dari Wulandari, Ketua Warga Gemasastrin dalam menggiatkan kembali rutinitas sastra mulai unjuk gigi dalam bidang masing-masing.
"Komposisi yang sempurna tentu akan menghasilkan karya yang bermakna" ujar ketua Teater Gemasastrin. Dalam menyambung keselarasan dalam berkarya, tentu ada banyak gejala psikologi di sesama pegiat seni dan sastra. Tapi itu bukanlah suatu hal yang menghalangi mereka berkarya menurut pandangan langsung tempat mereka berlatih.
Latihan elementerpun di pandu oleh mereka yang memiliki skill di bidangnya. Minat anggota baru angkatan 2014 ini cukup baik. Tidak heran bila begitu ramai setiap sorenya. Selain tempat yang strategis, Halaman belakang aac juga menyediakan kantin yang ramah lingkungan.
Pengurus warga kali ini membagikan kedalam 5 kelompok kategori, diantaranya: Drama Legenda, Teaterikal Puisi, Musikalisasi Puisi, Hikayat, dan Pantomim. Tentunya Teater Gemasastrin tak mau kalah dalam agenda ini. Teater Gemasastrin menampilkan sebuah penampilan drama yang Berjudul "Me
sin Jahitan" Karya Maulita. Aksi mereka akan berlangsung 28 September di Lamteubah, Kabupaten Aceh Besar.
*Red-Ican
Tidak ada komentar:
Posting Komentar